Mira, siswi tangguh yang tinggal dekat sungai, punya cara unik dalam mencari biaya sekolah. Ia bukan hanya sekadar penjual korban sisa banjir, tetapi juga seorang inovator kecil di bidang daur ulang. Kadang, setelah banjir surut, ia sigap mengumpulkan barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan. Di waktu lain, ia fokus mendaur ulang sampah plastik, sebuah upaya kreatif untuk mengatasi tantangan pendidikan yang ia hadapi.
Menjadi penjual korban banjir atau mendaur ulang sampah adalah cara Mira mendapatkan uang untuk SPP. Ia teliti memilah barang-barang sisa, membersihkannya, lalu menjualnya ke pengepul atau bahkan langsung ke tetangga yang membutuhkan. Kreativitasnya dalam melihat peluang di tengah kesulitan ini patut diacungi jempol, menunjukkan jiwa wirausaha di usia muda.
Meskipun terlihat sederhana, pekerjaan sebagai penjual korban atau pemulung daur ulang sangatlah berat. Mira harus berhadapan dengan lingkungan yang kotor, bau, dan terkadang berbahaya. Namun, semangatnya tidak pernah padam. Ia tahu, setiap rupiah yang ia dapatkan adalah langkah kecil menuju impiannya untuk terus bersekolah dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Kisah Mira ini adalah potret nyata dari pemberdayaan pemuda di tengah keterbatasan. Ia tidak menyerah pada kondisi, melainkan mencari solusi inovatif. Kemampuannya untuk melihat nilai dalam barang bekas adalah bukti kecerdasan dan ketahanan mental yang luar biasa, mengubah sampah menjadi harapan, demi masa depan yang cerah.
Selain berjuang mencari nafkah, Mira juga berkontribusi pada lingkungan. Dengan mengumpulkan barang bekas dan mendaur ulang sampah plastik, ia secara tidak langsung membantu mengurangi pencemaran. Ini adalah sarana edukasi bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan manfaat dari praktik daur ulang yang sangat bermanfaat.
Meskipun lelah setelah beraktivitas, Mira tetap berusaha belajar di rumah. Ia sadar, pelajaran di sekolah adalah prioritas utama. Kisah penjual korban ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi banyak orang, bahwa dengan kegigihan, kreativitas, dan tekad yang kuat, impian pendidikan bisa tetap menyala terang di hati.
Masyarakat sekitar pun seringkali memberikan dukungan. Beberapa tetangga yang peduli terkadang menyisihkan barang-barang bekas yang masih layak untuk Mira, atau memberikan sedikit uang sebagai bentuk apresiasi. Dukungan kecil ini sangat berarti, membantu meringankan beban Mira dan memberinya semangat tambahan untuk terus berjuang.
Pada akhirnya, Mira, si penjual korban banjir dan sampah daur ulang, adalah pahlawan kecil yang menginspirasi. Perjuangannya demi pendidikan adalah bukti nyata bahwa dengan inovasi dan semangat pantang menyerah, keterbatasan bukanlah penghalang untuk menggapai cita-cita. Mari kita dukung lebih banyak anak-anak seperti Mira.