Bukan Kata Melayu Asli: Slamet Muljana Mempertanyakan Asal Usul Klemantan

Sejarawan terkemuka, Slamet Muljana, pernah menyoroti asal-usul kata Klemantan yang sering disebut sebagai akar nama Kalimantan. Beliau mempertanyakan apakah Klemantan benar-benar merupakan kata Melayu asli. Pertanyaan ini memicu perdebatan penting tentang etimologi dan sejarah linguistik di Nusantara. Kajian Muljana membuka wawasan baru tentang kompleksitas penamaan pulau ini.

Muljana, dengan keahliannya dalam filologi Jawa Kuno dan sejarah Nusantara, cenderung skeptis terhadap klaim bahwa Klemantan adalah kata Melayu asli. Baginya, banyak istilah yang sering dianggap lokal ternyata memiliki akar dari bahasa Sanskerta atau pengaruh asing lainnya. Ini menunjukkan perlunya analisis yang lebih mendalam dan kritis.

Menurut Muljana, banyak nama tempat di Indonesia yang telah mengalami perubahan dan asimilasi bunyi seiring waktu. Oleh karena itu, mencari asal-usul yang “asli” seringkali merupakan tugas yang kompleks. Ia berpendapat bahwa asumsi Klemantan sebagai kata Melayu asli tanpa bukti kuat bisa menyesatkan penelitian sejarah.

Muljana lebih condong pada teori yang mengaitkan nama Kalimantan dengan istilah “Kalamanthana” dari bahasa Sanskerta. “Kala” (waktu/musim) dan “manthana” (mengaduk/menimbulkan panas) dapat diartikan sebagai “pulau berudara panas.” Teori ini sejalan dengan banyaknya pengaruh Sanskerta dalam peradaban awal Nusantara.

Argumen Muljana menantang pandangan konvensional dan mendorong peneliti untuk melihat lebih jauh. Apakah Klemantan adalah istilah lokal yang kemudian diasosiasikan dengan “pemakan sagu,” ataukah ia memiliki asal-usul yang lebih kompleks? Pertanyaan ini tetap relevan dalam studi etimologi nama Kalimantan.

Pentingnya mempertanyakan asal-usul kata Melayu asli seperti yang dilakukan Slamet Muljana adalah untuk menghindari simplifikasi sejarah. Bahasa adalah cerminan dari interaksi budaya dan migrasi manusia. Sebuah nama bisa jadi merupakan perpaduan dari berbagai pengaruh, bukan hanya dari satu sumber.

Meskipun pandangan Muljana tidak diterima semua pihak, kontribusinya sangat berharga. Ia mengingatkan kita untuk selalu kritis terhadap asumsi dan mencari bukti yang kuat dalam menelusuri etimologi. Misteri asal-usul Klemantan dan nama Kalimantan tetap menjadi tantangan menarik bagi para sejarawan.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !